Bab Resensi
a.
Pengertian Resensi
Resensi secara bahasa artinya
pertimbangan atau perbincangan (tentang) sebuah buku (WJS.
Poerwadarminta, kamus Umum Bahasa Indonesia, 1984:821).
Perbincangan dimaksud berupa sebuah tulisan yang dimuat disurat kabar atau majalah,
berisi penilaian tentang kelebihan atau kekurangan sebuah buku, menarik-
tidaknya tema dan isi buku, kritikan dan memberi dorongan kepada khlayak
tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimilik atau dibeli.
b.
Jenis-jenis resensi
Saryono
membagi resensi buku berdasarkan sudut pandang atau sudut tinjauannya.
Berdasarkan sudut pandang atau sudut tinjauan yang digunakan, resensi di bagi
lagi menjadi dua, yaitu:
1. Resensi
berdasarkan media atau forum sajiannya.
2. Resensi
berdasarkan isi resensi atau isi sajiannya.
Berdasakan
media atau forumnya, resensi buku dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Resensi
ilmiah,
2. Resensi
ilmiah populer
Bab Bentuk-Bentuk Tulisan
A.
Paragraf Argumentatif
a.
Pengertian Paragraf
Argumentatif
Menurut Keraf (2007:3) argumentasi
adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh penulis. Melalui argumentasi penulis berusaha
merangkaikan fakta-fakta, sehingga penulis mampu menunjukkan apakah suatu
pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.
b. Ciri-Ciri
Paragraf Argumentatif.
1. Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
2. Bertujuan menyakinkan orang lain
bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran;
3. Dilengkapi bukti-bukti berupa data,
tabel, dan gambar;
4. Ditutup dengan kesimpulan.
B.
Paragraf Persuasif
a. Pengertian
Paragraf Persuasif
Persuasif
adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk me-yakinkan seseorang agar
melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara atau penulis pada waktu ini atau
pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007:118). Sehingga paragraf persuasif
dapat diartikan sebagai paragraf yang isinya bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk
seseorang atau pembaca agar melaksanakan dan menerima keinginan penulis.
Menurat
Keraf (2007:121-124) Dasar-dasar
persuasi dalam bukunya Rhetorica, aristoteles
mengemukakan tiga syarat. Pertama watak dan kredibilitas pembicaraan. Kedua,
kemampuan pembucara mengendalikan
emosi para hadirin. Ketiga, bukti-bukti atau fakta-fakta yang diperlukan untuk
membuktikan suatu kebenaran
b. Ciri-Ciri
Paragraf Persuasif
1. Ada fakta atau bukti untuk
mempengaruhi atau membujuk pembaca;
2. Bertujuan mendorong, mempengaruhi
dan membujuk pembaca;
3. Menggunakan bahasa secara menarik
untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca.
Bab Fungsi dan Tujuan Menulis
A.
Fungsi
dan Tujuan Menulis.
Sebelum
membahas fungsi dan tujuan menulis maka akan dibahas terlebih dahulu hakikat
menulis sebagai berikut.
a. Hakikat
Menulis
Menulis pada dasarnya merupakan
salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Menulis dalam catur tunggal menempati urutan
keempat, berdasarkan proses pembelajaran menulis itu sendiri. Sedangkan pada
pengaplikasiannya menulis, merupakan hal yang penting, menyampaikan informasi
dan menyimpan informasi.
Menulis
adalah suatu bentuk berfikir, tetapi justru berfikir bagi pembaca tertentu atau
waktu tertentu. Dalam menulis, dibutuhkan suatu penguasaan prinsip-prinsip
menulis yang akan dapat mempengaruhi tercapainya maksud dan tujuan. Tujuan dan
maksud itu adalah penemuan, susunan, dan gaya dalam penulisan.
b. Fungsi
Menulis
Pada pinsipnya fungsi utama dari
sebuah tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis
sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berpikir.
Juga dapat menolong kita berpikir kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan
dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau presepsi kita,
memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang,
kita menemui sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang,
gagasan-gagasan, masalah-masalah dan kejadian-kejadian hanya dalam proses
menulis yang aktual.[1]
c.
Tujuan Menulis
Tujuan penulisan
yang dikemukakan oleh Hugo Harting ditulis oleh Tarigan (2008: 25-26) adalah:
1. Assignment
purpose ( tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini
sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena
ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswi yang diberi tugas
merangkumkan buku, sekertaris ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat ).
2. Altruistic
purpose (tujuan altruistik).
Penulis
bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para
pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan
dengan karyanya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau
dia percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau
penikmat karyanya adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci
keterbacaan sesuatu tulisan.
3. Persuasive
purpose ( tujuan persuasif).
Tulisan yang bertujuan
meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diuntarkan.
4. Informational
purpose ( tujuan informasional, tujuan penerapan)
Tulisan yang bertujuan
memberi informasi atau keterangan penerangan/ penerangan kepada para pembaca.
5. Self-ekspressive
purpose (tujuan penyataan diri)
Tulisan yang bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca
6. Creative
purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat
berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif disini
melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma
artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan ini bertujuan mencapai
nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7. Problem-solving
purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti
ini penulis ini ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin
menjelaskan, menjernihkan pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar
dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca. ( Hipple, 1973: 309-311).
Bab Hakikat Menulis
A.
Hakikat
Menulis
Seseorang
dengan menulis dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud
dan tujuannya. Tarigan (1982:21) mengatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran tersebut. Senada dengan
Tarigan, Nurudin (2007:4) menyebutkan bahwa menulis adalah segenap rangkaian
kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya
melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Definisi menulis
ini mengungkapkan bahwa menulis yang baik adalah menulis yang bisa dipahami
oleh orang lain, sedangkan Wiyanto (2004:1-2) menyebutkan bahwa menulis
mempunyai mempunyai dua arti. Pertama,
menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang
dapat dilihat. Bunyi-bunyi yang dirubah itu bunyi bahasa (bunyi yang berasal
dari alat ucap manusia). Kedua, kata menulis mempunyai arti kegiatan
mengungkapkan gagasan secara tertulis. Gagasan yang telah ditulis kemudian ditampung
oleh pembaca dengan cara membaca.
B.
Unsur-unsur Menulis
Menulis sebagai kegiatan berbahasa tulis
meliputi empat unsur, yakni sebagai berikut ;
(1) Gagasan
Dalam hal ini, gagasan adalah ide, opini, pengalaman atau pengetahuan
yang diungkapkan oleh penulis.
(2) Ekspresi
Ekspresi adalah pengungkapan gagasan yang
dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
Pengungkapan gagasan dapat dibedakan atas empat bentuk, yakni sebagai berikut.
a. Pemaparan, yaitu bentuk pengungkapan yang menyajikan penjelasan
tentang suatu subjek secara sistematis, analitis, dan logis sehingga pembaca
memahaminya dan bertambah pengetahuannya.
b. Pemerian, yaitu bentuk pengungkapan yang menggambarkan suatu objek
dengan berbagai hasil pengamatan penulis yang diperolehnya melalui alat-alat
inderanya. Objek yang dimaksud adalah benda-benda seperti orang, tempat,
pemandangan, lagu merdu, bunga, sejenis hewan, tumbuhan, suasana, dan
sebagainya.
c. Penceritaan, yaitu bentuk pengungkapan yang menyampaikan
peristiwa-peristiwa yang dijalin sedemikian rupa menurut urutan waktu atau
tempat kepada pembaca dengan maksud meninggalkan kesan tentang
perubahan-perubahan sesuatu yang terjadi mulai dari awal hingga akhir cerita.
d. Pembahasan, yaitu bentuk pengungkapan yang membahas atau
membicarakan sesuatu dengan menggunakan fakta-fakta atau argumen-argumen
sehingga pembaca meyakininya dan mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya
sesuai dengan yang diharapkan penulis.
(3) Tatanan
Tatanan adalah aturan atau tata tertib pengembangan dan penyusunan
gagasan yang biasa dipedomani penulis.
(4) Sarana
Sarana
adalah alat untuk menyampaikan gagasan, yaitu bahasa tulis yang terutama
menyangkut kosakata, tata bahasa, cara menggunakan bahasa yang efisien dan
efektif, dan ejaan. Agar kompeten menyampaikan gagasan secara tertulis,
seseorang harus mampu menerapkan kaidah-kaidah ejaan, memiliki kosa kata yang
memadai, mampu mengaplikasikan kaidah-kaidah bahasa, mampu menulis kalimat
efektif, mampu mengembangkan paragraf yang baik, dan memiliki kemampuan
bernalar.
Bab Karya Ilmia
A. Pengertian Karya
Ilmiah
Brotowijojo (1985)
dalam buku Maimunah mengemukakan bahwa
karya ilmiah adalah karya tulis yang di dalamnya menyajikan fakta yang disusun
berdasarkan metodologi penulisan baik dan benar.
Dwiloka (2005) dalam Nasucha
mengartikan,karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah seseorang ilmuan (yang
berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan imu
pengetahuan,teknologi,dan seni yang di peroleh melalui kepustakaan,kumpulan
pengalaman,dan pengetahuan orang lain sebelumnya.
B. Ruang Lingkup Karya
Ilmiah
1. Penelitian
Penelitian adalah kegiatan
penyelidikan yang di lakukan menurut metode ilmiah yang sitematis untuk
menemukan informasi ilmiah dan teknologi
yang baru.Tulisan ilmiah di hasilkan dari sebuah penelitian dengan metode yang
sangat ketat.Di samping itu,penelitian juga mempunyai tujuan untuk menemukan
sesuatu yang baru yang berguna bagi masyarakat umum,termasuk membuktikan
kebenaran baru yang juga bisa berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan
generasi selanjutnya.
2. Pengembangan
Yang
di maksud dengan tulisan ilmiah pengembangan adalah :
a.
Kegiatan guru atau dosen dalam rangka pengamalan ilmu dan
pengetahuan,teknologi,dan pengetahuan untuk peningkatkan mutu baik bagi mutu
belajar mengajar atau profesionalisme.
b.
Tindak lanjut penelitian untuk mendapatkan informasi tentang cara-cara
mempergunakan teori dan proses,untuk tujuan praktis. Pokok yang di bahas dalam
tulisan pengembangan adalah menyangkut sesuatu bidang ilmu tertentu sesuai
keahlian penulis yang bersangkutan.Sebab tujuanya yaitu mengembangkan ilmu.
C. Kaidah Tulisan
Ilmiah
1. Sistematis
Artinya,penulisan karya ilmiah harus
di tulis secara sistematis. Sistematis di sini bisa di lakukan kalau
penulisanya memakai sistematika tertentu yang sudah di gariskan dalam
lingkungan ilmiah.Bahkan penelitian kuantitatif dengan kualitatif juga berbeda
sitematika penulisanya.Sekedar contoh,dalam penelitian kualitatif tidak biasa
memekai hipotesisi dan definisi operasional yng selama ini menjadi wilayah
penelitian kuantitatif.
2. Logis
Logis
berarti bisa di nalar.Seseorang yang menulis tulisan ilmiah tentu saja apa yag
di bahas bisa di pahami oleh akal pembacanya.Termasuk di sini,membahas sesuatu
yang tidak absurb (tidak masuk akal)atau penuh mitos.Contoh sebuah tulisan yang
membahas bagaimana nasi satu kepal bisa mengenyangkan dalam waktu satu
minggu.Bisa jadi tulisan itu di sertai data-data yang ada,tetapi untuk saat ini
pendapat tersebut bisa di anggap tidak masuk akal.
3. Cermat
Maksudnya adalah tulisan tidak di
tulis dengan sembarangan.Ada aturan ketat yang harus di patuhi.Itu juga berarti
penulis memang di harapkan memahami dan mengetahui setiap bagian yang di
tulisnya.Penulis di tuntut untuk kemampuanya dalam memahami pembacanya.Apakah
pembacanya itu dari kalangan mahasiswa,guru,dosen,atau ilmuan lain.
4. Bahasa baku dan
istilah yang konsisten
Bahasa baku adalah bahasa yang
selama ini di ketahui masyarakat umum dan sudah menjadi bahasa nasional.Boleh
juga memakai kata-kata asing atau bahasa daerah.Tulisan ilmiah yang mudah di
baca,sesuai kaidah yang berlaku lebih bagus dari pada kebanyakan memakai
kata-kata asing.
D. Macam-Macam Karya
Ilmiah
1. Makalah
Makalah
adalah karya tulis yang di memuat pikiran tentang suatu masalah atau topik
tertentu yang di tulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis
yang logis dan objektif.Makalah di tulis untuk memenuhi tugas yang di berikan
oleh dosenatau di tulis oleh inisiatif sendiri untuk di sajikan dalam forum
ilmiah.
2.
Artikel Ilmiah
Artikel Ilmiah adalah karya tulis
yang di rancang untuk di muat dalam jurnal atau buku kumpuln artikel yang di
tulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang
telah di sepakati atau di tetapkan..Artikel yang di tulis oleh
mahasiswa,dosen,peneliti,dan penulis lainya dapat di angkat dari hasil
penelitian lapangan,hasil pemikiran dan kajian pustaka.Dari sistematika
penulisan isinya,artikel di kelompokkan menjadi dua macam,yaitu :artikel hasil
penelitian dan artikel non penelitian.
3. Proposal Penelitian
Proposal
penelitian di ajukan sebelum penyusunan skripsi,tesis,maupun disertasi.Biasanya
di seminarkan terlebih dahulu,hasil dari seminar bisa di jadikan bahan
perbaikan dalam menyusun skripsi,tesis maupun disertasi.Bedanya dalam proposal
penelitian tidak terdapat pembahasan dan kesimpulan serta saran.
4. Laporan Penelitian
Laporan
penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan
hasil-hasil yang di peroleh dari suatu kegiatan penelitian.
5. Laporan Akhir
Laporan akhir biasanya di tuis
sebagai salah persyaratan mencapai pendidikan S-0/non gelar.Namun
begitu,laporan akhir juga sering di gunakan untuk mahasiswa S-1 yang melakukan
kegiatan magang atau Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau kegiatan lain yang
mensyaratkan penyusunan laporan akhir.Laporan akhir berisi penyampaian
informasi ilmiah yang bersifat faktual tentang sesuatu dari satu pihak ke pihak
lainya.Laporan akhir juga berisi informasi faktual-ilmiah dan teknologi baru
yang di temukan dalam penelitian.Laporan akhir tetap memakai kaidah dalam
penulisan ilmiah.
6. Skripsi (S-1)
Skripsi biasanya di buat oleh mereka
yang akan lulus dari program sarjana (S-1).Kalau membicarakan aspek kajian
pustaka,skripsi hanya menuntut menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang
di lakukan dengan penelitian lain dengan topik yang sama.Dalam tinjauan pustaka
peneliti berusaha untuk mengeksplorasi penelitian sejenis yang bisa di jadikan
acuan dalam penelitian.Acuan pustaka biasanya adalah sumber primer (wawancara
langsung,observasi,angket) dan sekunder ( dokumentasi dan sumber pustaka lain
yang di kutip)
7. Tesis (S-2)
Tesis yang biasanya di peruntukkan
bagi mereka yang akan mencapai gelar master jenjangnya lebih tinggi dari
skripsi.Dalam tesis di tuntut untuk bisa memberikan sumbangan dalam ilmu
pengetahuan.Sumbangan di sini tidak harus asli,maksudnya,sumbangan itu berasal
dari penelahan baru atas olahan atau penemuan lama.Sumbangan bisa berupa
diskusi teori yang perlu di kembangkan lebih lanjut dari tesis yang di
hasilkan.
Aspek kajian pustaka dalam tesis
juga berbeda dengan skripsi.Aspek kajian pustaka tidak hanya mengemukakan
keterkaitan saja,tetapi menybutkan secara jelas persamaan dan perbedaan dengan
penelitian lain yang sejenis.Sementara itu jika kita membicarakan acuan
pustakanya,tesis mementingkan acuan sumber-sumber primer yakni dari hasil
penelitian langsung,penulisan dalam laporan penelitian,seminar hasil
penelitian,dan jurnal.
8. Disertasi ( S-3)
Disertasi berupaya untuk
mengidentifikasikan posisi dan peranan penelitian yang di lakukan dalam konteks
permasalahan yang lebih luas. Lebih luas di sini, artinya dalam di sertasi di
tuntut untuk lebih banyak mengemukakan pendapat pribadi setiap membahas hasil
penelitian lain.Orisinalitas gagasan dirinya begitu di harapkan. Kemampuan
logika untuk mengkaitkan banyak hal,menganalisis serta mengemukakan alasan
menjadi hal yang penting di lakukan.
9. Karya Imiah Di
publikasikan
Karya ilmiah di duplikasikan,berupa
informasi ilmiah yang di terbitkan dan di sebar luaskan kepada masyarakat.Karya
ilmiah sejenis ini biasanya berasal dari penelitian,misalnya skripsi,tesis,dan
disertasi.Di beberapa lembaga atau perguruan tinggi ada beberapa jurnal yang di
terbitkan dan biasanya berasa dari ringkasan hasil penelitian.Ini menjadi
target perguruan tinggi,sebab tulisan ilmiah hasil penelitian mempunyai bobot
nilai tinggi dalam usaha mendapatkan akreditasi jurnal dari Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen
Dikti). Meskipun begitu,sebenarnya ada juga karya ilmiah di publikasikan yang
idak berasal dari hasil peneliian.
10. Karya Ilmiah Di
dokumentasikan
Umumnya,beberapa hasil penelitian
dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi di simpan dalam perpustakaan.Tulisan
ini masuk dalam karya ilmiah yang di dokumentasikan.Mengapa termasuk karya
itu?Sebab,tulisan tersebut sengaja tidak di sebarluaskan kepada
masyarakat,tetapi hanya untuk memenuhi kebutuhan akademik perguruan
tinggi.Bahkan saat sekarang,pendokumentasikan naskah tersebut sudah memakai
kepingan CD,meskipun wujud fisik naskahnya juga tetap ada.
E. Perbedaan
Skripsi,Tesis,Dan Disertasi
Perbedaan antara skripsi,tesis,dan
disertasidapat dilihat dari dua aspek yaitu : aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.dapat di katakan bahwa
disertasi bobot akademisnya lebih berat dari tesis,sedangkan tesis bobot
akademisnya lebih berat dari pada skripsi.Oleh karena itu perbedaan
skripsi,tesis,dan disertasi biasanya tidak hanya di lihat dari aspek
kuantutatif,tetapi lebih banyak di lihat dari aspek kualitatif.Berikut ini
aspek-aspek yang membedakan skripsi,tesis,dan disertasi :
1.
Beda permasalahan
Identifikasi masalah untuk skripsi
di dasarkan atas informasi dari koran,majalah,buku,jurnal laporan
penelitian,seminar,atau keadaan lapangan.
Masalah
yang di kaji di skripsi cenderung pada masalah yang bersifat penerapan
ilmu,sedangkan dalam tesis dan disertasi harus cenderung ke arah pengembangan
ilmu.
2.
Beda aspek metodologi penelitian.
Penulisan skripsi di tuntut untuk
menyebutkan upaya untuk memperoleh data penelitian secara akurat dengan
menggunakan instrumen pengumpulan data yang valid.Bagi penulis tesis,penyebutan
adanya upaya saja tidak cukup,tetapi harus di sertakan bukti-bukti yang dapat
di jadikan pegangan untuk menyatakan bahwa instrumen pengumpulan data yang di
gunakan cukup valid.Sedangkan untuk penulis disertasi,bukti-bukti validitas
instrumen pengumpul data harus dapat di terima sebagai bukti-bukti yang tepat.
3.
Beda aspek hasil penelitian.
Hasil penelitian yang di paparka
dalam kesimpulan skripsi harus di dukung oleh data yang di peroleh dari
penelitian yang di lakukan.dalam tesis,hasil penelitian yang di kemukakan
selain di dukung oleh data yang di peroleh dari penelitian yang di lakukan,juga
harus di bandingkan dengan hasil lain yang sejenis.Oleh karena itu,dalam tesis
dan disertasi perlu ada bab tersendiri yang menyajikan pembahasan hasil
penelitian.Hasil penelitian skripsi yang di tulis dalam bentuk artikel
hendaknya di arahkan untuk dapat di terbitkan dalam jurnal ilmiah yang
bermutu,sedangkan hasil penelitian tesis dan disertasi harus memenuhi
kualifikasi layak terbit dalam jurnal ilmiah yang bermutu.
4.
Beda aspek kemandirian.
Selain di dasarkan pada ketiga aspek
tersebut,skripsi tesis dan disertasi juga dapat di bedakan berdasarkan tingkat
kemandirian mahasiswa dalam proses pelaksanaan penelitian dan penulisan naskah
karya ilmiah.Secara umum dapat dinyatakan bahwa proses penelitian dan penulisan
tesis dan disertasi lebih mandiri dari pada skripsi.Secara kuantitatif dapat
diilustrasikan sebagai berikut : untuk disertasi kira-kira 90% karya asli
mahasiswa,sedangkan 10% merupakan bimbingan serta arahan dosen pembimbing.untuk
tesis persentase bisa lebih kecil dari pada disertasi,dan skripsi persentasi
lebih kecil dari pada tesis da di sertasi
Bab Kohesi dan Koherensi
A.
Pengertian kohesi menurut beberapa tokoh:
a. Tarigan (1987 : 96 )
Kohesi atau kepaduan wacana menurut aspek formal bahasa dalam wacana.
b. Menurut Gutwinsky dalam Tarigan (1987 : 97 )
Kohesi atau kepaduan wacana ialah hubungan antar kalimat di dalam
sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal maupun dalam strata leksikal
tertentu.
c. Menurut Halliday dan Hasan dalam Tarigan (1987
: 97 )
Dalam kohesi menggunakan penanda yang dipakai untuk menandai kohesif.
Kohesi secara umum
dapat kita artikan sebagai keserasian hubungan antar unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam
wacana. Kohesi mengacu pada aspek bentuk atau aspek formal bahasa, dan wacana
itu terdiri dari kalimat-kalimat.
B. Pengertian
koherensi
Koherensi adalah pengaturan secara rap kenyataan
dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah
memahami pesan yang dikandungnya menurut ( Wohl, 1978 : 25).
1. Jenis-jenis kohesi dan koherensi
a. Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah kepaduan bentuk bagian-bagian wacana
yang diwujudkan ke dalam sistem
gramatikal.
Secara lebih rinci, aspek gramatikal wacana meliputi:
1. Pengacuan ( Refrensi )
Pengacuan
atau referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatik yang merupakan satuan
lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain yang mendahului atau
mengikutinya. Berdasarkan tempatnya, apakah acuan itu berada di dalam teks atau
di luar teks, maka pengacuan dibedakan menjadi dua jenis yakni (1) pengacuan endofora, apabila acuannya berada
atau terdapat dalam teks wacana itu, (2) pengacuan eksofora, apabila acuannya
berada atau terdapa di luar teks.
2. Subtitusi.
Subtitusi
adalah hasil penggantian unsure bahasa oleh unsure lain dalam satuan yang lebih
besar untuk memperoleh unsure-unsur
pembeda atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu. Subtitusi merupakan
hubungan gramatikal, lebih bersifat
hubungan kata dan makna. Subtitusi dalam bahasa Indonesia dapat bersifat
nominal, verbal, klausal, atau campuran.
3. Elipsis
Elipsis
adalah peniaadaan kata atau satuan lain yang ujud asalanya dapat diramalkan
dari konteks bahasa atau luar bahasa. Ellipsis dapat pula dikatakan penggantian
nol ; sesuatu yang ada tetapi tidak diucapakan atau tidak dituliskan.
4. Konjungsi
Konjungsi
adalah yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa dengan
frasa, kalusa dengan klausa, kalimat denagn kalimat, atau peragraf dengan
paragraph.
Konjungsi
dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan atas :
- konjungsi
adversative : tetapi, namun
- konjungsi
kausal : sebab, karena
-
konjungsi korelatif : entah/entah, baik/maupun
-
konjunsi subordinatif : meskipun, kalau, bahwa
-
konjungsi temporal : sebelum, sesudah
b. Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah hubungan antar unsur dalam wacana secara semantik. Hubungan kohesif yang diciptakan atas dasar aspek
leksikal, dengan pilihan kata yang serasi, menyatakan hubungan makna atau
relasi semantik antara satuan lingual yang satu dengan satuan lingual yang lain
dalam wacana.
Aspek leksikal dalam wacana dibedakan menjadi
enam yakni :
1. Repetisi
Repetisi adalah pengulangan satuan lingual yang dianggap
penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai.
2. Sinonim
Sinonim dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang
sama atau ungkapan yang makna nya kurang lebih sama dengan ungkapan lain.
Sinonim merupakan salah satu aspek leksikal untuk mendukung kepaduan wacana.
3. Antonim
Antonim dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang
lain, satuan lingual yang maknanya berlawan/berposisi dengan satuan lingual
yang lain.
4. Kolokasi
Kolokasi atau sanding kata adalah asosiasi dalam menggunakan
pilihan kata yang cenderung digunakan
secara berdampingan.
5. Hiponim
Hiponim dapat diartikan sebagai satuan bahasa yang maknanya dianggap
merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain.
6. Ekuivalen ( kesepadanan)
Ekuivalen adalah hubungan
kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang
lain dalam sebuah paradigma. Dalam hal ini, sejumlah kata hasil proses afiksasi
dari morfem asal yang sama menunjuk adanya hubungan kesepadanan.
Bab Komunikasi Menulis Surat
A.
Pengertian Surat
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, surat berarti kertas sebagai data auketerangan
sesuatu yang ditulis. Jadi surat adalah alat komunikasi tertulis yang
disampaikan dari satupihak kepada pihak lain baik atas nama pribadi maupun atas
nama organisasi atau perusahaan.
Surat merupakan bentuk komunikasi
tertulis antara seseorang atau lembaga dengan orang atau lembaga yang lainnya,
(Nurdin. 2005:189). Surat adalah
media komunikasi dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau
lembaga ke seseorang atau lembaga lainnya. Banyak kesalahan yang sering kita
temukan dalam halnya penulisan surat.
B.
Jenis-Jenis Surat
Dalam
kehidupan sehari-hari, masyarakat mengenal berbagaimacam jenis surat. Secara
garis besar, Bratawidjaja (1995:6-7) menyebut sebagai berikut
a. Menurut
isi dan asalnya, surat dibedakan atas tiga macam:
1) Surat
resmi atau dinas pemerintah,
2) Surat
niaga,
3) Surat
pribadi.
b. Menurut
maksud dan tujuannya, surat digolongkan atas:
1) Surat
pemberitahuan
2) Surat
keputusan
3) Surat
perintah
4) Surat
permintaan dan surat permohonan
5) Surat
peringatan
6) Surat
panggilan
7) Surat
penawaran
8) Surat
perjanjian
9) Surat
pesanan
10) Surat
laporan
11) Surat
pengantar
12) Surat
lamaran kerja, dan sebagainya
c. Menurut
wujudnya, surat dibedakan atas:
1) Kartu
pos
2) Warkat
pos
3) Surat
bersampul
4) Telegram
5) Teleks
6) faksimil
d. Menurut
sasarannya, surat terbagi atas:
1) Surat
biasa
2) Surat
edaran
3) Surat
pengumuman
e. Menurut
jaminan dan keamanan isinya, surat digolongkan atas empat macam, yaitu:
1) Surat
sangat rahasia
2) Surat
rahasia
3) Surat
konfidesil (terbatas)
4) Surat
biasa
f. Menurut
urgensinya, surat dibedakan atas: biasa, penting, dan sangat rahasia
g. Menurut
cara penyampaiannya, surat digolongkan atas: biasa, kilat, dan kilat khusus
Berdasarkan isinya, surat dapat
dibedakan atas beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
1.
Surat keluarga ialah surat yang isinya membicarakan masalah keluarga,
perkenalan, atau persahabatan. Surat keluarga dapat berupa surat pada orang
tua, famili, kepada kenalan, dan sebagainya.
2.
Surat setengah resmi ialah surat yang ditulis oleh seseorang atau perorangan
kepada suatu organisasi atau instansi tertentu. Contohnya surat lamaran kerja,
surat permohonan izin membangun, surat izin masuk kantor, surat pernyataan
bersedia memilih dan dipilih.
3.
Surat sosial ialah surat yang dibuat oleh berbagai lembaga sosial yang ditujukan
kepada seseorang, organisasi, atau instansi tertentu. Isi surat sosial selalu
bersifat kegiatan sosial yang dikelola oleh lembaga yang bersangkutan.
4.
Surat niaga ialah surat yang ditulis oleh suatu badan perusahaan perdagangan
yang isinya membicarakan masalah dagang atau perniagaan (Arifin, 1987:7).
Menurut Soedjito dan Solchan (1999:14), surat niaga atau dagang ialah surat
yang berisi masalah perniagaan atau perdagangan. Surat niaga dibuat oleh suatu
perusahaan yang ditujukan kepada semua pihak.
5.
Surat dinas ialah surat yang isinya meliputi masalah dinas yang menyangkut
administrasi pemerintah (Arifin, 1987:7). Menurut Sudarsa, dkk. (1992:4), surat
dinas atau surat resmi ialah segala komunikasi tertulis yang menyangkut
kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi. Surat dinas hanya dibuat oleh
instansi pemerintah dan dapat dikirimkan kepada semua pihak yang berhubungan
dengan instansi tersebut.
Sebagai
mana disebutkan di atas, ada berbagai macam jenis surat yang umum beredar di
masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal bermacam-macam jenis
surat. Surat-surat itu dapat dikelompokkan berdasarkan hal-hal berikut:
Ø Berdasarkan
Wujud Surat
- Kartu Pos
Kartu pos adalah
surat terbuka yang terbuat dari kertas berukuran 10 x 15 cm. Lembaran kertas
surat ini biasanya tebal, sehingga berbentuk kartu. Kegunaan surat ini untuk
menyampaikan berita yang singkat. Akan tetapi, pesan yang tertulis dapat
diketahui oleh orang lain yang bukan haknya sebab berada pada halaman terbuka.
Jenis surat ini biasanya dijual di kantor pos.
- Warkat Pos
Warkat pos
adalah surat tertutup yang terbuat dari sehelai kertas. Surat seperti ini dapat
dilipat menjadi amplop. Jadi, lembaran surat ini dapat dipakai sekaligus
sebagai amplop. Kegunaan surat jenis ini adalah untuk menyampaikan berita yang
agak panjang dalam sehelai kertas. Lembaran surat jenis ini biasanya dijual di
kantor pos.
- Telegram
Telegram adalah
jenis surat yang berisikan pesan yang relatif singkat yang mana dikirim dengan
bantuan pesawat telegram. Surat ini akan sampai ke tujuan dalam waktu yang
singkat.
- Surat Bersampul
Surat bersampul
adalah surat yang dikirimkan kepada seseorang dengan menggunakan sampul surat.
Surat jenis ini lah yang banyak kita gunakan dalam berkomunikasi. Kelebihan
surat ini dibanding dengan jenis surat yang lain adalah lebih terjamin
kerahasiaan isinya; lebih leluasa dalam menulis isi surat; lebih santun dalam
surat menyurat.
Ø Berdasarkan
Pembuatan Surat
- Surat Pribadi
Jenis surat ini
ditulis atas nama pribadi seseorang serta berisi masalah pribadi penulis, baik
yang ditujukan kepada teman, keluarga maupun instansi tertentu. Contoh surat
ini adalah surat untuk keluarga, surat lamaran kerja, dan surat permohonan izin
bangunan.
- Surat Resmi
Surat resmi
dibuat suatu instansi, organisasi atau lembaga perusahaan tertentu yang ditujukan
kepada seseorang atau lembaga tertentu lainnya. Keberadaan instansi, lembaga,
organisasi dan perusahaan tersebut disahkan secara hukum. Contoh surat resmi
adalah surat dinas, surat niaga, dan surat sosial.
Ø Berdasarkan
Pesan Surat
- Surat Keluarga
Surat keluarga
adalah surat yang berisi masalah-masalah keluarga atau kekeluargaan. Contoh
surat keluarga adalah surat untuk orang tua, saudara, dan teman.
- Surat Setengah Resmi
Surat setengah
resmi adalah surat yang dikirimkan oleh seseorang kepada instansi atau lembaga
organisasi tertentu. Jenis surat ini misalnya surat lamaran kerja, permohonan
IMB dan surat permohonan cuti.
- Surat Sosial
Surat sosial
adalah surat yang dibuat oleh lembaga sosial kepada seseorang, organisasi, atau
instansi tertentu yang biasanya berisi berbagai masalah sosial. Misalnya, surat
permintaan sumbangan dan edaran untuk kerja bakti.
- Surat Niaga
Surat niaga
adalah surat yang ditulis oleh suatu perusahaan perniagaan dengan pesan
berniaga. Contoh jenis surat ini adalah surat penawaran harga, penagihan utang,
lelang barang, atau pesanan barang.
- Surat Dinas
Surat ini
berisikan masalah kepemerintahan atau kedinasan dari suatu lembaga atau
keorganisasian. Surat ini dapat ditujukan kepada instans lain, perorangan dan
organisasi tertentu. Misalnya, surat keputusan, surat perintah, dan surat
tugas.
- Surat Pengantar
Surat ini
ditujukan kepada perorangan atau lembaga sebagai pengatur atau referensi
seseorang untuk berhubungan dengan pihak penerima surat.
Ø Berdasarkan
Keamanan Pesan Surat
- Surat Sangat Rahasia
Surat ini berisi
pesan dokumen penting yang berkaitan dengan rahasia atau keamanan suatu negara.
Jenis surat ini dikirim dengan menggunakan tiga buah sampul. Pada sampul
pertama dituliskan kode SR yang merupakan singkatan dari "Sangat
Rahasia". Pada sampul kedua dituliskan kode SRS, yaitu singkatan dari
"Sangat Rahasia Sekali" serta dibubuhi segel atau lak untuk
membuktikan keutuhan pesan surat. Pada sampul terakhir (luar) dibuat biasa agar
tidak mengundang kecurigaan orang lain. Surat jenis ini, misalnya surat dari
kementerian luar negeri, surat untuk negara-negara tetangga, dan surat dokumen
kemiliteran.
- Surat Rahasia
Jenis surat ini
berisi dokumen ringan yang pesannya hanya pantas diketahui oleh satu atau
beberapa pejabat tertentu atau yang berwenang pada sebuah instansi. Pengiriman
surat ini menggunakan dua buah sampul. Sampul pertama dituliskan kode R atau RS
yaitu singkatan dari "Rahasia" atau "Rahasia Sekali" serta
disegel, sedangkan sampul kedua tidak diberi kode apa pun. Surat jenis ini
misalnya surat tentang konduet pejabat dan surat dokumen suatu instansi.
- Surat Konfidensial
Surat yang
isinya haya layak diketahui oleh beberapa pejabat tertentu sebab pesannya
memerlukan tindakan kebijaksanaan dari para pejabat tersebut. Misalnya surat
hasil rapat pimpinan dan usulan kenaikan pangkat seseorang.
- Surat Biasa
Surat biasa
adalah surat yang pesannya dapat diketahui oleh orang lain tanpa mengakibatkan
kerugian bagi pihak mana pun. Misalnya, surat edaran dan surat undangan.
Ø Berdasarkan
Ruang Lingkup Surat
- Memorandum/ Memo
Memorandum
adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau kepada pejabat yang
setingkat dengan pejabat pembuat memo. Memorandum ini hanya berisikan catatan
singkat tentang pokok-pokok permasalahan sebagai pesan yang ingin dikomunikasikan.
- Nota
Nota adalah
surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau sebaliknya di dalam satu
kantor untuk meminta data atau informasi.
- Surat Biasa
Surat biasa
adalah surat yang dikirimkan kepada orang lain, baik yang berada di dalam
maupun di luar instansi yang bersangkutan.
Ø Berdasarkan
Jumlah Pembaca Surat
- Pengumuman
Pengumuman
adalah surat yang ditujukan kepada beberapa orang, instansi, atau pihak lain
yang namanya terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu. Pengumuman ini
dapat digunakan dalam raung lingkup yang terbatas maupun dalam ruang lingkup
yang lebih luas. Misalnya, pengumuman penerimaan pegawai dan kelulusan tes.
- Surat Edaran
Surat edaran
adalah surat yang dikirimkan kepada beberapa orang, baik di dalam maupun di
luar kantor yang bersangkutan. Kadang-kadang, surat ini hanya berisi sesuatu
yang hanya diketahui oleh para pejabat tertentu. Ada pula surat edaran yang
dapat disebarkan ke raung lingkup yang lebih luas.
- Surat Biasa
Surat biasa
adalah surat yang khusus dikirimkan kepada seseorang yang namanya tertera pada
alamat surat dan hanya untuk diketahui oleh orang yang dituju.
Ø Berdasarkan
Penyelesaian Surat
- Surat Kilat
Surat kilat
adalah surat yang pesannya harus dapat disampaikan kepada penerima surat
secepat mungkin. Tanggapan yang diharapkan dari surat tersebut pun perlu
dilakukan dengan cepat.
- Surat Segera
Pesan dalam
jenis surat ini perlu segera disampaikan kepada penerima surat, tetapi tidak
harus dikerjakan atau ditanggapi dengan cepat seperti pada surat kilat.
- Surat Biasa
Jenis surat ini
baik cara pembuatan atau pengirimannya tidak harus diprioritaskan seperti kedua
jenis surat di atas.
Ø Berdasarkan
Pengertian Umum
- Surat Terbuka
Surat terbuka
adalah surat yang ditujukan kepada pihak lain, biak perorangan maupun kelompok
yang biasanya dimuat di media massa atau diedarkan secara terbuka.
- Surat Tertutup
Surat tertutup
adalah surat yang cara pengirimannya diberi sampul karena isinya tidak layak
diketahui oleh pihak lain.
- Surat Kaleng
Surat kaleng
adalah surat yang pengirimannya tidak mencantumkan nama dan alamat pengirim
secara jelas. Pengirim surat ini tidak bertanggung jawab terhadap isi surat.
Akan tetapi untuk beberapa hal perlu juga diperhatikan oleh penerima surat
pesan dalam surat itu.
Bab Langkah-Langkah Menulis Surat
A. Langkah-Langkah Dasar dalam Menulis
Menulis
merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif, menulis harus
mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat
hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas.
Sebagai suatu proses, menulis terdiri atas berbagai tahap sebagai berikut;
a. Tahap Prapenulisan
a. Tahap Prapenulisan
Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis
dan mencakup
beberapa langkah kegiatan antaranya:
b. Tahap Penulisan
Pada tahap ini dibahas setiap butir
yang ada di dalam karangan yang disusun.Ini berarti digunakan bahan-bahan yang
sudah diklasifikasikan menurut keperluan sendiri. Kadang pada tahap ini,
disadari bahwa masih diperlukan bahan lain.
c. Tahap Revisi
c. Tahap Revisi
Tahap ini merupakan tahap yang
paling akhir dalam penulisan.Jika bahan seluruh tulisan sudah selesai, tulisan
tersebut perlu dibaca kemabali.Hasil bacaan perludiperbaiki, dikurangi, atau
mungkin juga diperluas.
Bab Penggolongan Tulisan
A.
Peggolongan tulisan berdasarkan
bentuk
Menurut The Liang Gie, penggolongan
tulisan menurut bentuk meliputi cerita, lukisan, paparan dan argumentasi. Namun
bias juga ditambah dengan persuasi. Alasannya, persuasi juga merupakan bentuk
yang mempunyai cirri, kepentingan dan tujuannya sendiri disamping keempatnya
yang lain. Iklan merupakan bentuk tulisan persuasi yang mempunyai cirri
tersendiri. Dengan demikian, didasarlkan pada bentuk, tulisan terdiri dari
cerita (narasi), lukisan (deskripsi), paparan (eksposisi), argumentasi
(pendapat) dan persuasi. Nurudin (2010:50).
B.
Penggolongan menurut ragam
Penggolongan tulisan berdasarkan ragam
di bagi menjadi dua yaitu tulisan faktawi dan tulisan khayali. Tulisan faktawi
adalah tulisan yang diolah berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dengan kata lain,
tulisan yang dihasilkan bukan karena rekayasa seseorang. Ia juga bukan cerita bohongyang sengaja
dibuat untuk cerita tertentu. Fakta ini sering disebut dengan unsure 5W+1H (who, where, when, what, why dan how)
dalam jurnalistik.
Sementara itu, tulisan khayali
adalah tulisan yang tidak menuntut adanya fakta-fakta seperti ragam tulisan
faktawi. Tulisan ini lebih didasarkan pada daya imajinasi seseorang penulis.
Jadi, penulis diberikan kewenangan penuh untuk menulis apa saja yang ia kehendaki.
Nurudin (2010:52).
C.
Penggolongan tulisan berdasarkan
jenis
Penggolongan
tulisan berdasarkan jenis merupakan pecahan dari ragam tulisan. Ragam tulisan
faktawi memunculkan dua jenis tulisan yaitu tulisan ilmiah dan tulisan
informatif. Sedangkan ragam tulisan khayali juga memunculkan dua jenis tulisan
yaitu prosa dan puisi.
Tulisan ilmiah adalah tulisan yang selam
ini dilakukan dikalangan ilmuan atau sivitas akademika (tulisan kependidikan
dan penelitian). Bisa juga dilakukan oleh kebanyakan orang, hanya dasar-dasar,
sistematika dan penyusunannya memakai kaidah ilmiah yang sudah digariskan.
Tulisan ilmiah cenderung kaku karena harus
memakai format tertentu. Ia tidak bias ditulis menurut kehendak penulisnya.
Dukungan literature, dat cukup dan analisis, biasa menyertai tulisan ilmiah.
Sementara itu, tulisan informatif adalah
tulisan yang tujuan utamanya memberikan informasi sebuah peristiwa atau
kejadian (laporan). Tulisan ini biasa melekat pada media massa(cetak dan
elektronik). Tulisan dibuat semaksimal mungkin agar mudah dipahami pembaca,
pendengar dan penontonya. Tulisan ini umumnya menggunakan bahasa populer dan
tidak kaku seperti tulisan ilmiah, namun masih tetap menggunakan kaidah
tertentu.
Tulisan informative bias juga berupa
ulasan. Ulasan adalah komentar tentang suatu kejadian dengan melihatnya dari
sudut pandang tertentu. Nurudin (2010:53).
Bab Proposal
A.
Pengertian
Proposal
Proposal adalah rencana kegiatan
yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja yang akan dilaksanakan. Rencana
tersebut harus dituliskan agar pihak yang berkepentingan dapat memahami dengan
baik. Pihak yang berkepentingan tersebut, antara lain pemberi izin dan
penyumbang dana, seperti kepala sekolah, orang tua, sponsor, polisi, lurah,
atau kepala desa.
A.
Macam-Macam Proposal
Macam-macam Proposal ada 3:
1. Proposal Kegiatan
Usulan yang dibuat penulis kepada
atasan/ pimpinan untuk mengadakan sebuah acara tertentu.Misalnya :
Usulan mengajukan sebuah seminar, Isro’ mi’roj, pembagian zakat
2. Proposal Proyek
Proposal yang dibuat ketika seseorang
akan membuat bangunan/ fasilitas tertentu, biasanya dibuat oleh kontraktor yang
diajukan kepada pejabat berwewenang dan unutk mendapatkan/ memenangkan proyek,
biasanya melalui proses tender. Misalnya : Seorang kontraktor ingin
membangun jalan, kemudian si kontraktor membuat proposal untuk diajukan kepada
pejabat yang berwewenang, untuk keputusan dia mendapat pekerjaan itu atau
tidak, dia harus bersaing dengan kontraktor lain saat perebutan tender.
3. Proposal Penelitian
Proposal yang dibuat ketika akan
mengadakan penelitian. Dalam proposal penelitian ada dua yaitu: kuantitatif dan
kualitatif. Penelitian kuantitatif, karena permasalahan yang diteliti sudah
jelas, realitas dianggap tunggal, tetap, teramati, pola fikir deduktif, maka
proposal penelitian kuantitatif dipandang sebagai “blue print” yang harus
digunakan sebagai pedoman baku untuk melaksanakan dan mengendalikan penelitian.
Sedangkan dalam metode kualitatif yang berpandangan bahwa, realitas dipandang
sesuatu holistik, kompleks, dinamis, penuh makna, dan pola fikir induktif,
sehingga permasalahan belum jelas, maka proposal penelitian kualitatif yang
dibuat masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah penelitian
memasuki obyek penelitian atau situasi sosial. Jadi perbedaan utama antara proposal
yang menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah terletak
pada, yang kuantitatif proposalnya spesifik dan sudah baku, dan yang kualitatif
masih bersifat umum dan sementara.