Senin, 30 Juni 2014

Resum Materi Menulis Bahasa



Bab Resensi
a.       Pengertian Resensi
            Resensi secara bahasa artinya pertimbangan atau perbincangan (tentang) sebuah buku (WJS. Poerwadarminta, kamus Umum Bahasa Indonesia, 1984:821). Perbincangan dimaksud berupa sebuah tulisan yang dimuat disurat kabar atau majalah, berisi penilaian tentang kelebihan atau kekurangan sebuah buku, menarik- tidaknya tema dan isi buku, kritikan dan memberi dorongan kepada khlayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimilik atau dibeli.
b.      Jenis-jenis resensi
Saryono membagi resensi buku berdasarkan sudut pandang atau sudut tinjauannya. Berdasarkan sudut pandang atau sudut tinjauan yang digunakan, resensi di bagi lagi menjadi dua, yaitu:
1.      Resensi berdasarkan media atau forum sajiannya.
2.      Resensi berdasarkan isi resensi atau isi sajiannya.
Berdasakan media atau forumnya, resensi buku dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Resensi ilmiah,
2.      Resensi ilmiah populer
Bab Bentuk-Bentuk Tulisan
A.    Paragraf  Argumentatif
a.         Pengertian Paragraf Argumentatif
Menurut Keraf (2007:3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta, sehingga penulis mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.
b.      Ciri-Ciri Paragraf Argumentatif.
1.      Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
2.      Bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran;
3.      Dilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, dan gambar;
4.      Ditutup dengan kesimpulan.

B.     Paragraf  Persuasif
a.       Pengertian Paragraf Persuasif
Persuasif adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk me-yakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara atau penulis pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007:118). Sehingga paragraf persuasif dapat diartikan sebagai paragraf yang isinya bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk seseorang atau pembaca agar melaksanakan dan menerima keinginan penulis.
Menurat Keraf (2007:121-124) Dasar-dasar persuasi dalam bukunya Rhetorica, aristoteles mengemukakan tiga syarat. Pertama watak dan kredibilitas pembicaraan. Kedua, kemampuan pembucara mengendalikan emosi para hadirin. Ketiga, bukti-bukti atau fakta-fakta yang diperlukan untuk membuktikan suatu kebenaran
b.      Ciri-Ciri Paragraf Persuasif
1.      Ada fakta atau bukti untuk mempengaruhi atau membujuk pembaca;
2.      Bertujuan mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca;
3.      Menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca.





Bab Fungsi dan Tujuan Menulis
A.    Fungsi dan Tujuan Menulis.
Sebelum membahas fungsi dan tujuan menulis maka akan dibahas terlebih dahulu hakikat menulis sebagai berikut.

a. Hakikat Menulis
            Menulis pada dasarnya merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Menulis  dalam catur tunggal menempati urutan keempat, berdasarkan proses pembelajaran menulis itu sendiri. Sedangkan pada pengaplikasiannya menulis, merupakan hal yang penting, menyampaikan informasi dan menyimpan informasi.
Menulis adalah suatu bentuk berfikir, tetapi justru berfikir bagi pembaca tertentu atau waktu tertentu. Dalam menulis, dibutuhkan suatu penguasaan prinsip-prinsip menulis yang akan dapat mempengaruhi tercapainya maksud dan tujuan. Tujuan dan maksud itu adalah penemuan, susunan, dan gaya dalam penulisan.

b. Fungsi Menulis
            Pada pinsipnya fungsi utama dari sebuah tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau presepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita menemui sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual.[1]
           
c. Tujuan Menulis
      Tujuan penulisan yang dikemukakan oleh Hugo Harting ditulis oleh Tarigan (2008: 25-26)  adalah:
1.      Assignment purpose ( tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswi yang diberi tugas merangkumkan buku, sekertaris ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat ).
2.      Altruistic purpose (tujuan altruistik).
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.
3.      Persuasive purpose ( tujuan persuasif).
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diuntarkan.
4.      Informational purpose ( tujuan informasional, tujuan penerapan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan/ penerangan kepada para pembaca.
5.      Self-ekspressive purpose (tujuan penyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca
6.      Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan ini bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7.      Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ini ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca. ( Hipple, 1973: 309-311).         
Bab Hakikat Menulis
A.    Hakikat Menulis
Seseorang dengan menulis dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Tarigan (1982:21) mengatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran tersebut. Senada dengan Tarigan, Nurudin (2007:4) menyebutkan bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Definisi menulis ini mengungkapkan bahwa menulis yang baik adalah menulis yang bisa dipahami oleh orang lain, sedangkan Wiyanto (2004:1-2) menyebutkan bahwa menulis mempunyai mempunyai dua arti. Pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Bunyi-bunyi yang dirubah itu bunyi bahasa (bunyi yang berasal dari alat ucap manusia). Kedua, kata menulis mempunyai arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Gagasan yang telah ditulis kemudian ditampung oleh pembaca dengan cara membaca.
B.     Unsur-unsur Menulis
Menulis sebagai kegiatan berbahasa tulis meliputi empat unsur, yakni sebagai berikut ;
(1) Gagasan                                         
Dalam hal ini, gagasan adalah ide, opini, pengalaman atau pengetahuan yang diungkapkan oleh penulis.
              
(2) Ekspresi
Ekspresi adalah pengungkapan gagasan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Pengungkapan gagasan dapat dibedakan atas empat bentuk, yakni sebagai berikut.
a. Pemaparan, yaitu bentuk pengungkapan yang menyajikan penjelasan tentang suatu subjek secara sistematis, analitis, dan logis sehingga pembaca memahaminya dan bertambah pengetahuannya.
b. Pemerian, yaitu bentuk pengungkapan yang menggambarkan suatu objek dengan berbagai hasil pengamatan penulis yang diperolehnya melalui alat-alat inderanya. Objek yang dimaksud adalah benda-benda seperti orang, tempat, pemandangan, lagu merdu, bunga, sejenis hewan, tumbuhan, suasana, dan sebagainya.
c. Penceritaan, yaitu bentuk pengungkapan yang menyampaikan peristiwa-peristiwa yang dijalin sedemikian rupa menurut urutan waktu atau tempat kepada pembaca dengan maksud meninggalkan kesan tentang perubahan-perubahan sesuatu yang terjadi mulai dari awal hingga akhir cerita.
d. Pembahasan, yaitu bentuk pengungkapan yang membahas atau membicarakan sesuatu dengan menggunakan fakta-fakta atau argumen-argumen sehingga pembaca meyakininya dan mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan yang diharapkan penulis.

(3) Tatanan
Tatanan adalah aturan atau tata tertib pengembangan dan penyusunan gagasan yang biasa dipedomani penulis.

(4) Sarana
Sarana adalah alat untuk menyampaikan gagasan, yaitu bahasa tulis yang terutama menyangkut kosakata, tata bahasa, cara menggunakan bahasa yang efisien dan efektif, dan ejaan. Agar kompeten menyampaikan gagasan secara tertulis, seseorang harus mampu menerapkan kaidah-kaidah ejaan, memiliki kosa kata yang memadai, mampu mengaplikasikan kaidah-kaidah bahasa, mampu menulis kalimat efektif, mampu mengembangkan paragraf yang baik, dan memiliki kemampuan bernalar.


Bab Karya Ilmia
A. Pengertian Karya Ilmiah
            Brotowijojo (1985) dalam buku  Maimunah mengemukakan bahwa karya ilmiah adalah karya tulis yang di dalamnya menyajikan fakta yang disusun berdasarkan metodologi penulisan baik dan benar.
            Dwiloka (2005) dalam Nasucha mengartikan,karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah seseorang ilmuan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan imu pengetahuan,teknologi,dan seni yang di peroleh melalui kepustakaan,kumpulan pengalaman,dan pengetahuan orang lain sebelumnya.
B. Ruang Lingkup Karya Ilmiah
1. Penelitian
            Penelitian adalah kegiatan penyelidikan yang di lakukan menurut metode ilmiah yang sitematis untuk menemukan informasi ilmiah  dan teknologi yang baru.Tulisan ilmiah di hasilkan dari sebuah penelitian dengan metode yang sangat ketat.Di samping itu,penelitian juga mempunyai tujuan untuk menemukan sesuatu yang baru yang berguna bagi masyarakat umum,termasuk membuktikan kebenaran baru yang juga bisa berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan generasi selanjutnya.
2. Pengembangan
Yang di maksud dengan tulisan ilmiah pengembangan adalah :
a. Kegiatan guru atau dosen dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan,teknologi,dan pengetahuan untuk peningkatkan mutu baik bagi mutu belajar mengajar atau profesionalisme.
b. Tindak lanjut penelitian untuk mendapatkan informasi tentang cara-cara mempergunakan teori dan proses,untuk tujuan praktis. Pokok yang di bahas dalam tulisan pengembangan adalah menyangkut sesuatu bidang ilmu tertentu sesuai keahlian penulis yang bersangkutan.Sebab tujuanya yaitu mengembangkan ilmu.
C. Kaidah Tulisan Ilmiah    
1. Sistematis     
            Artinya,penulisan karya ilmiah harus di tulis secara sistematis. Sistematis di sini bisa di lakukan kalau penulisanya memakai sistematika tertentu yang sudah di gariskan dalam lingkungan ilmiah.Bahkan penelitian kuantitatif dengan kualitatif juga berbeda sitematika penulisanya.Sekedar contoh,dalam penelitian kualitatif tidak biasa memekai hipotesisi dan definisi operasional yng selama ini menjadi wilayah penelitian kuantitatif.
2. Logis       
Logis berarti bisa di nalar.Seseorang yang menulis tulisan ilmiah tentu saja apa yag di bahas bisa di pahami oleh akal pembacanya.Termasuk di sini,membahas sesuatu yang tidak absurb (tidak masuk akal)atau penuh mitos.Contoh sebuah tulisan yang membahas bagaimana nasi satu kepal bisa mengenyangkan dalam waktu satu minggu.Bisa jadi tulisan itu di sertai data-data yang ada,tetapi untuk saat ini pendapat tersebut bisa di anggap tidak masuk akal.
3. Cermat     
            Maksudnya adalah tulisan tidak di tulis dengan sembarangan.Ada aturan ketat yang harus di patuhi.Itu juga berarti penulis memang di harapkan memahami dan mengetahui setiap bagian yang di tulisnya.Penulis di tuntut untuk kemampuanya dalam memahami pembacanya.Apakah pembacanya itu dari kalangan mahasiswa,guru,dosen,atau ilmuan lain.


4. Bahasa baku dan istilah yang konsisten
            Bahasa baku adalah bahasa yang selama ini di ketahui masyarakat umum dan sudah menjadi bahasa nasional.Boleh juga memakai kata-kata asing atau bahasa daerah.Tulisan ilmiah yang mudah di baca,sesuai kaidah yang berlaku lebih bagus dari pada kebanyakan memakai kata-kata asing.
D. Macam-Macam Karya Ilmiah
1. Makalah
Makalah adalah karya tulis yang di memuat pikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang di tulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif.Makalah di tulis untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh dosenatau di tulis oleh inisiatif sendiri untuk di sajikan dalam forum ilmiah.
2. Artikel Ilmiah
Artikel Ilmiah adalah karya tulis yang di rancang untuk di muat dalam jurnal atau buku kumpuln artikel yang di tulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah di sepakati atau di tetapkan..Artikel yang di tulis oleh mahasiswa,dosen,peneliti,dan penulis lainya dapat di angkat dari hasil penelitian lapangan,hasil pemikiran dan kajian pustaka.Dari sistematika penulisan isinya,artikel di kelompokkan menjadi dua macam,yaitu :artikel hasil penelitian dan artikel non penelitian.
3. Proposal Penelitian
Proposal penelitian di ajukan sebelum penyusunan skripsi,tesis,maupun disertasi.Biasanya di seminarkan terlebih dahulu,hasil dari seminar bisa di jadikan bahan perbaikan dalam menyusun skripsi,tesis maupun disertasi.Bedanya dalam proposal penelitian tidak terdapat pembahasan dan kesimpulan serta saran.

4. Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan hasil-hasil yang di peroleh dari suatu kegiatan penelitian.
5. Laporan Akhir
            Laporan akhir biasanya di tuis sebagai salah persyaratan mencapai pendidikan S-0/non gelar.Namun begitu,laporan akhir juga sering di gunakan untuk mahasiswa S-1 yang melakukan kegiatan magang atau Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau kegiatan lain yang mensyaratkan penyusunan laporan akhir.Laporan akhir berisi penyampaian informasi ilmiah yang bersifat faktual tentang sesuatu dari satu pihak ke pihak lainya.Laporan akhir juga berisi informasi faktual-ilmiah dan teknologi baru yang di temukan dalam penelitian.Laporan akhir tetap memakai kaidah dalam penulisan ilmiah.
6. Skripsi (S-1)
            Skripsi biasanya di buat oleh mereka yang akan lulus dari program sarjana (S-1).Kalau membicarakan aspek kajian pustaka,skripsi hanya menuntut menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang di lakukan dengan penelitian lain dengan topik yang sama.Dalam tinjauan pustaka peneliti berusaha untuk mengeksplorasi penelitian sejenis yang bisa di jadikan acuan dalam penelitian.Acuan pustaka biasanya adalah  sumber primer (wawancara langsung,observasi,angket) dan sekunder ( dokumentasi dan sumber pustaka lain yang di kutip)
7. Tesis (S-2)      
            Tesis yang biasanya di peruntukkan bagi mereka yang akan mencapai gelar master jenjangnya lebih tinggi dari skripsi.Dalam tesis di tuntut untuk bisa memberikan sumbangan dalam ilmu pengetahuan.Sumbangan di sini tidak harus asli,maksudnya,sumbangan itu berasal dari penelahan baru atas olahan atau penemuan lama.Sumbangan bisa berupa diskusi teori yang perlu di kembangkan lebih lanjut dari tesis yang di hasilkan.
            Aspek kajian pustaka dalam tesis juga berbeda dengan skripsi.Aspek kajian pustaka tidak hanya mengemukakan keterkaitan saja,tetapi menybutkan secara jelas persamaan dan perbedaan dengan penelitian lain yang sejenis.Sementara itu jika kita membicarakan acuan pustakanya,tesis mementingkan acuan sumber-sumber primer yakni dari hasil penelitian langsung,penulisan dalam laporan penelitian,seminar hasil penelitian,dan jurnal.
8. Disertasi ( S-3)
            Disertasi berupaya untuk mengidentifikasikan posisi dan peranan penelitian yang di lakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas. Lebih luas di sini, artinya dalam di sertasi di tuntut untuk lebih banyak mengemukakan pendapat pribadi setiap membahas hasil penelitian lain.Orisinalitas gagasan dirinya begitu di harapkan. Kemampuan logika untuk mengkaitkan banyak hal,menganalisis serta mengemukakan alasan menjadi hal yang penting di lakukan.
9. Karya Imiah Di publikasikan  
            Karya ilmiah di duplikasikan,berupa informasi ilmiah yang di terbitkan dan di sebar luaskan kepada masyarakat.Karya ilmiah sejenis ini biasanya berasal dari penelitian,misalnya skripsi,tesis,dan disertasi.Di beberapa lembaga atau perguruan tinggi ada beberapa jurnal yang di terbitkan dan biasanya berasa dari ringkasan hasil penelitian.Ini menjadi target perguruan tinggi,sebab tulisan ilmiah hasil penelitian mempunyai bobot nilai tinggi dalam usaha mendapatkan akreditasi jurnal dari Direktur Jenderal  Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Meskipun begitu,sebenarnya ada juga karya ilmiah di publikasikan yang idak berasal dari hasil peneliian.
10. Karya Ilmiah Di dokumentasikan
            Umumnya,beberapa hasil penelitian dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi di simpan dalam perpustakaan.Tulisan ini masuk dalam karya ilmiah yang di dokumentasikan.Mengapa termasuk karya itu?Sebab,tulisan tersebut sengaja tidak di sebarluaskan kepada masyarakat,tetapi hanya untuk memenuhi kebutuhan akademik perguruan tinggi.Bahkan saat sekarang,pendokumentasikan naskah tersebut sudah memakai kepingan CD,meskipun wujud fisik naskahnya juga tetap ada.
E. Perbedaan Skripsi,Tesis,Dan Disertasi   
            Perbedaan antara skripsi,tesis,dan disertasidapat dilihat dari dua aspek yaitu : aspek kuantitatif  dan aspek kualitatif.dapat di katakan bahwa disertasi bobot akademisnya lebih berat dari tesis,sedangkan tesis bobot akademisnya lebih berat dari pada skripsi.Oleh karena itu perbedaan skripsi,tesis,dan disertasi biasanya tidak hanya di lihat dari aspek kuantutatif,tetapi lebih banyak di lihat dari aspek kualitatif.Berikut ini aspek-aspek yang membedakan skripsi,tesis,dan disertasi :
1. Beda permasalahan
            Identifikasi masalah untuk skripsi di dasarkan atas informasi dari koran,majalah,buku,jurnal laporan penelitian,seminar,atau keadaan lapangan.
Masalah yang di kaji di skripsi cenderung pada masalah yang bersifat penerapan ilmu,sedangkan dalam tesis dan disertasi harus cenderung ke arah pengembangan ilmu.
2. Beda aspek metodologi penelitian.
            Penulisan skripsi di tuntut untuk menyebutkan upaya untuk memperoleh data penelitian secara akurat dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang valid.Bagi penulis tesis,penyebutan adanya upaya saja tidak cukup,tetapi harus di sertakan bukti-bukti yang dapat di jadikan pegangan untuk menyatakan bahwa instrumen pengumpulan data yang di gunakan cukup valid.Sedangkan untuk penulis disertasi,bukti-bukti validitas instrumen pengumpul data harus dapat di terima sebagai bukti-bukti yang tepat.

3. Beda aspek hasil penelitian.
            Hasil penelitian yang di paparka dalam kesimpulan skripsi harus di dukung oleh data yang di peroleh dari penelitian yang di lakukan.dalam tesis,hasil penelitian yang di kemukakan selain di dukung oleh data yang di peroleh dari penelitian yang di lakukan,juga harus di bandingkan dengan hasil lain yang sejenis.Oleh karena itu,dalam tesis dan disertasi perlu ada bab tersendiri yang menyajikan pembahasan hasil penelitian.Hasil penelitian skripsi yang di tulis dalam bentuk artikel hendaknya di arahkan untuk dapat di terbitkan dalam jurnal ilmiah yang bermutu,sedangkan hasil penelitian tesis dan disertasi harus memenuhi kualifikasi layak terbit dalam jurnal ilmiah yang bermutu.
4. Beda aspek kemandirian.
            Selain di dasarkan pada ketiga aspek tersebut,skripsi tesis dan disertasi juga dapat di bedakan berdasarkan tingkat kemandirian mahasiswa dalam proses pelaksanaan penelitian dan penulisan naskah karya ilmiah.Secara umum dapat dinyatakan bahwa proses penelitian dan penulisan tesis dan disertasi lebih mandiri dari pada skripsi.Secara kuantitatif dapat diilustrasikan sebagai berikut : untuk disertasi kira-kira 90% karya asli mahasiswa,sedangkan 10% merupakan bimbingan serta arahan dosen pembimbing.untuk tesis persentase bisa lebih kecil dari pada disertasi,dan skripsi persentasi lebih kecil dari pada tesis da di sertasi
Bab Kohesi dan Koherensi
A.                 Pengertian kohesi menurut beberapa tokoh:
a.       Tarigan (1987 : 96 )
Kohesi atau kepaduan wacana menurut aspek formal bahasa dalam wacana.
b.      Menurut Gutwinsky dalam Tarigan (1987 : 97 )
Kohesi atau kepaduan wacana ialah hubungan antar kalimat di dalam sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal maupun dalam strata leksikal tertentu.
c.       Menurut Halliday dan Hasan dalam Tarigan (1987 : 97 )
Dalam kohesi menggunakan penanda yang dipakai untuk menandai kohesif.

Kohesi secara umum dapat kita artikan sebagai keserasian hubungan antar unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana. Kohesi mengacu pada aspek bentuk atau aspek formal bahasa, dan wacana itu terdiri dari kalimat-kalimat.
B.     Pengertian koherensi
Koherensi adalah pengaturan secara rap kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya menurut ( Wohl, 1978 : 25).

1.      Jenis-jenis kohesi dan koherensi
a.       Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah kepaduan bentuk bagian-bagian wacana yang      diwujudkan ke dalam sistem gramatikal.
Secara lebih rinci, aspek gramatikal wacana meliputi:
1.      Pengacuan ( Refrensi )
Pengacuan atau referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatik yang merupakan satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain yang mendahului atau mengikutinya. Berdasarkan tempatnya, apakah acuan itu berada di dalam teks atau di luar teks, maka pengacuan dibedakan menjadi dua jenis yakni (1)  pengacuan endofora, apabila acuannya berada atau terdapat dalam teks wacana itu, (2) pengacuan eksofora, apabila acuannya berada atau terdapa di luar teks.
2.      Subtitusi.
Subtitusi adalah hasil penggantian unsure bahasa oleh unsure lain dalam satuan yang lebih besar untuk memperoleh  unsure-unsur pembeda atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu. Subtitusi merupakan hubungan  gramatikal, lebih bersifat hubungan kata dan makna. Subtitusi dalam bahasa Indonesia dapat bersifat nominal, verbal, klausal, atau campuran.
3.      Elipsis
Elipsis adalah peniaadaan kata atau satuan lain yang ujud asalanya dapat diramalkan dari konteks bahasa atau luar bahasa. Ellipsis dapat pula dikatakan penggantian nol ; sesuatu yang ada tetapi tidak diucapakan atau tidak dituliskan.
4.      Konjungsi
Konjungsi adalah yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalusa dengan klausa, kalimat denagn kalimat, atau peragraf dengan paragraph.
Konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan atas :
- konjungsi adversative : tetapi, namun
- konjungsi kausal : sebab, karena
- konjungsi korelatif : entah/entah, baik/maupun
- konjunsi subordinatif : meskipun, kalau, bahwa
- konjungsi temporal : sebelum, sesudah

b.      Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah hubungan antar  unsur dalam wacana secara                        semantik. Hubungan  kohesif yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, dengan pilihan kata yang serasi, menyatakan hubungan makna atau relasi semantik antara satuan lingual yang satu dengan satuan lingual yang lain dalam wacana.
 Aspek leksikal dalam wacana dibedakan menjadi enam yakni :
1.      Repetisi
Repetisi adalah pengulangan satuan lingual yang dianggap 
penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang  sesuai.
2.      Sinonim
Sinonim dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang sama atau ungkapan yang makna nya kurang lebih sama dengan ungkapan lain. Sinonim merupakan salah satu aspek leksikal untuk mendukung kepaduan wacana.
3.      Antonim
Antonim dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang lain, satuan lingual yang maknanya berlawan/berposisi dengan satuan lingual yang lain.
4.      Kolokasi
Kolokasi atau sanding kata adalah asosiasi dalam menggunakan pilihan  kata yang cenderung digunakan secara berdampingan.
5.      Hiponim
Hiponim dapat diartikan sebagai satuan bahasa yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain.
6.      Ekuivalen ( kesepadanan)
Ekuivalen adalah hubungan  kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma. Dalam hal ini, sejumlah kata hasil proses afiksasi dari morfem asal yang sama menunjuk adanya hubungan kesepadanan.
Bab Komunikasi Menulis Surat
A.    Pengertian Surat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, surat berarti kertas sebagai data auketerangan sesuatu yang ditulis. Jadi surat adalah alat komunikasi tertulis yang disampaikan dari satupihak kepada pihak lain baik atas nama pribadi maupun atas nama organisasi atau perusahaan.
Surat merupakan bentuk komunikasi tertulis antara seseorang atau lembaga dengan orang atau lembaga yang lainnya, (Nurdin. 2005:189). Surat adalah media komunikasi dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga ke seseorang atau lembaga lainnya. Banyak kesalahan yang sering kita temukan dalam halnya penulisan surat.

B.     Jenis-Jenis Surat
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat mengenal berbagaimacam jenis surat. Secara garis besar, Bratawidjaja (1995:6-7) menyebut sebagai berikut
a.       Menurut isi dan asalnya, surat dibedakan atas tiga macam:
1)      Surat resmi atau dinas pemerintah,
2)      Surat niaga,
3)      Surat pribadi.
b.      Menurut maksud dan tujuannya, surat digolongkan atas:
1)      Surat pemberitahuan
2)      Surat keputusan
3)      Surat perintah
4)      Surat permintaan dan surat permohonan
5)      Surat peringatan
6)      Surat panggilan
7)      Surat penawaran
8)      Surat perjanjian
9)      Surat pesanan
10)  Surat laporan
11)  Surat pengantar
12)  Surat lamaran kerja, dan sebagainya
c.       Menurut wujudnya, surat dibedakan atas:
1)      Kartu pos
2)      Warkat pos
3)      Surat bersampul
4)      Telegram
5)      Teleks
6)      faksimil
d.      Menurut sasarannya, surat terbagi atas:
1)      Surat biasa
2)      Surat edaran
3)      Surat pengumuman
e.       Menurut jaminan dan keamanan isinya, surat digolongkan atas empat macam, yaitu:
1)      Surat sangat rahasia
2)      Surat rahasia
3)      Surat konfidesil (terbatas)
4)      Surat biasa
f.       Menurut urgensinya, surat dibedakan atas: biasa, penting, dan sangat rahasia
g.      Menurut cara penyampaiannya, surat digolongkan atas: biasa, kilat, dan kilat khusus
Berdasarkan isinya, surat dapat dibedakan atas beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
1.           Surat keluarga ialah surat yang isinya membicarakan masalah keluarga, perkenalan, atau persahabatan. Surat keluarga dapat berupa surat pada orang tua, famili, kepada kenalan, dan sebagainya.
2.           Surat setengah resmi ialah surat yang ditulis oleh seseorang atau perorangan kepada suatu organisasi atau instansi tertentu. Contohnya surat lamaran kerja, surat permohonan izin membangun, surat izin masuk kantor, surat pernyataan bersedia memilih dan dipilih.
3.           Surat sosial ialah surat yang dibuat oleh berbagai lembaga sosial yang ditujukan kepada seseorang, organisasi, atau instansi tertentu. Isi surat sosial selalu bersifat kegiatan sosial yang dikelola oleh lembaga yang bersangkutan.
4.           Surat niaga ialah surat yang ditulis oleh suatu badan perusahaan perdagangan yang isinya membicarakan masalah dagang atau perniagaan (Arifin, 1987:7). Menurut Soedjito dan Solchan (1999:14), surat niaga atau dagang ialah surat yang berisi masalah perniagaan atau perdagangan. Surat niaga dibuat oleh suatu perusahaan yang ditujukan kepada semua pihak.
5.           Surat dinas ialah surat yang isinya meliputi masalah dinas yang menyangkut administrasi pemerintah (Arifin, 1987:7). Menurut Sudarsa, dkk. (1992:4), surat dinas atau surat resmi ialah segala komunikasi tertulis yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi. Surat dinas hanya dibuat oleh instansi pemerintah dan dapat dikirimkan kepada semua pihak yang berhubungan dengan instansi tersebut.
Sebagai mana disebutkan di atas, ada berbagai macam jenis surat yang umum beredar di masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal bermacam-macam jenis surat. Surat-surat itu dapat dikelompokkan berdasarkan hal-hal berikut:
Ø  Berdasarkan Wujud Surat
  1. Kartu Pos
Kartu pos adalah surat terbuka yang terbuat dari kertas berukuran 10 x 15 cm. Lembaran kertas surat ini biasanya tebal, sehingga berbentuk kartu. Kegunaan surat ini untuk menyampaikan berita yang singkat. Akan tetapi, pesan yang tertulis dapat diketahui oleh orang lain yang bukan haknya sebab berada pada halaman terbuka. Jenis surat ini biasanya dijual di kantor pos.
  1. Warkat Pos
Warkat pos adalah surat tertutup yang terbuat dari sehelai kertas. Surat seperti ini dapat dilipat menjadi amplop. Jadi, lembaran surat ini dapat dipakai sekaligus sebagai amplop. Kegunaan surat jenis ini adalah untuk menyampaikan berita yang agak panjang dalam sehelai kertas. Lembaran surat jenis ini biasanya dijual di kantor pos.
  1. Telegram
Telegram adalah jenis surat yang berisikan pesan yang relatif singkat yang mana dikirim dengan bantuan pesawat telegram. Surat ini akan sampai ke tujuan dalam waktu yang singkat.
  1. Surat Bersampul
Surat bersampul adalah surat yang dikirimkan kepada seseorang dengan menggunakan sampul surat. Surat jenis ini lah yang banyak kita gunakan dalam berkomunikasi. Kelebihan surat ini dibanding dengan jenis surat yang lain adalah lebih terjamin kerahasiaan isinya; lebih leluasa dalam menulis isi surat; lebih santun dalam surat menyurat.
Ø  Berdasarkan Pembuatan Surat
  1. Surat Pribadi
Jenis surat ini ditulis atas nama pribadi seseorang serta berisi masalah pribadi penulis, baik yang ditujukan kepada teman, keluarga maupun instansi tertentu. Contoh surat ini adalah surat untuk keluarga, surat lamaran kerja, dan surat permohonan izin bangunan.
  1. Surat Resmi
Surat resmi dibuat suatu instansi, organisasi atau lembaga perusahaan tertentu yang ditujukan kepada seseorang atau lembaga tertentu lainnya. Keberadaan instansi, lembaga, organisasi dan perusahaan tersebut disahkan secara hukum. Contoh surat resmi adalah surat dinas, surat niaga, dan surat sosial.

Ø  Berdasarkan Pesan Surat
  1. Surat Keluarga
Surat keluarga adalah surat yang berisi masalah-masalah keluarga atau kekeluargaan. Contoh surat keluarga adalah surat untuk orang tua, saudara, dan teman.
  1. Surat Setengah Resmi
Surat setengah resmi adalah surat yang dikirimkan oleh seseorang kepada instansi atau lembaga organisasi tertentu. Jenis surat ini misalnya surat lamaran kerja, permohonan IMB dan surat permohonan cuti.
  1. Surat Sosial
Surat sosial adalah surat yang dibuat oleh lembaga sosial kepada seseorang, organisasi, atau instansi tertentu yang biasanya berisi berbagai masalah sosial. Misalnya, surat permintaan sumbangan dan edaran untuk kerja bakti.
  1. Surat Niaga
Surat niaga adalah surat yang ditulis oleh suatu perusahaan perniagaan dengan pesan berniaga. Contoh jenis surat ini adalah surat penawaran harga, penagihan utang, lelang barang, atau pesanan barang.
  1. Surat Dinas
Surat ini berisikan masalah kepemerintahan atau kedinasan dari suatu lembaga atau keorganisasian. Surat ini dapat ditujukan kepada instans lain, perorangan dan organisasi tertentu. Misalnya, surat keputusan, surat perintah, dan surat tugas.
  1. Surat Pengantar
Surat ini ditujukan kepada perorangan atau lembaga sebagai pengatur atau referensi seseorang untuk berhubungan dengan pihak penerima surat.


Ø  Berdasarkan Keamanan Pesan Surat
  1. Surat Sangat Rahasia
Surat ini berisi pesan dokumen penting yang berkaitan dengan rahasia atau keamanan suatu negara. Jenis surat ini dikirim dengan menggunakan tiga buah sampul. Pada sampul pertama dituliskan kode SR yang merupakan singkatan dari "Sangat Rahasia". Pada sampul kedua dituliskan kode SRS, yaitu singkatan dari "Sangat Rahasia Sekali" serta dibubuhi segel atau lak untuk membuktikan keutuhan pesan surat. Pada sampul terakhir (luar) dibuat biasa agar tidak mengundang kecurigaan orang lain. Surat jenis ini, misalnya surat dari kementerian luar negeri, surat untuk negara-negara tetangga, dan surat dokumen kemiliteran.

  1. Surat Rahasia
Jenis surat ini berisi dokumen ringan yang pesannya hanya pantas diketahui oleh satu atau beberapa pejabat tertentu atau yang berwenang pada sebuah instansi. Pengiriman surat ini menggunakan dua buah sampul. Sampul pertama dituliskan kode R atau RS yaitu singkatan dari "Rahasia" atau "Rahasia Sekali" serta disegel, sedangkan sampul kedua tidak diberi kode apa pun. Surat jenis ini misalnya surat tentang konduet pejabat dan surat dokumen suatu instansi.
  1. Surat Konfidensial
Surat yang isinya haya layak diketahui oleh beberapa pejabat tertentu sebab pesannya memerlukan tindakan kebijaksanaan dari para pejabat tersebut. Misalnya surat hasil rapat pimpinan dan usulan kenaikan pangkat seseorang.
  1. Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang pesannya dapat diketahui oleh orang lain tanpa mengakibatkan kerugian bagi pihak mana pun. Misalnya, surat edaran dan surat undangan.
Ø  Berdasarkan Ruang Lingkup Surat
  1. Memorandum/ Memo
Memorandum adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau kepada pejabat yang setingkat dengan pejabat pembuat memo. Memorandum ini hanya berisikan catatan singkat tentang pokok-pokok permasalahan sebagai pesan yang ingin dikomunikasikan.
  1. Nota
Nota adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau sebaliknya di dalam satu kantor untuk meminta data atau informasi.
  1. Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang dikirimkan kepada orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar instansi yang bersangkutan.
Ø  Berdasarkan Jumlah Pembaca Surat
  1. Pengumuman
Pengumuman adalah surat yang ditujukan kepada beberapa orang, instansi, atau pihak lain yang namanya terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu. Pengumuman ini dapat digunakan dalam raung lingkup yang terbatas maupun dalam ruang lingkup yang lebih luas. Misalnya, pengumuman penerimaan pegawai dan kelulusan tes.
  1. Surat Edaran
Surat edaran adalah surat yang dikirimkan kepada beberapa orang, baik di dalam maupun di luar kantor yang bersangkutan. Kadang-kadang, surat ini hanya berisi sesuatu yang hanya diketahui oleh para pejabat tertentu. Ada pula surat edaran yang dapat disebarkan ke raung lingkup yang lebih luas.
  1. Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang khusus dikirimkan kepada seseorang yang namanya tertera pada alamat surat dan hanya untuk diketahui oleh orang yang dituju.
Ø  Berdasarkan Penyelesaian Surat
  1. Surat Kilat
Surat kilat adalah surat yang pesannya harus dapat disampaikan kepada penerima surat secepat mungkin. Tanggapan yang diharapkan dari surat tersebut pun perlu dilakukan dengan cepat.
  1. Surat Segera
Pesan dalam jenis surat ini perlu segera disampaikan kepada penerima surat, tetapi tidak harus dikerjakan atau ditanggapi dengan cepat seperti pada surat kilat.
  1. Surat Biasa
Jenis surat ini baik cara pembuatan atau pengirimannya tidak harus diprioritaskan seperti kedua jenis surat di atas.

Ø  Berdasarkan Pengertian Umum
  1. Surat Terbuka
Surat terbuka adalah surat yang ditujukan kepada pihak lain, biak perorangan maupun kelompok yang biasanya dimuat di media massa atau diedarkan secara terbuka.
  1. Surat Tertutup
Surat tertutup adalah surat yang cara pengirimannya diberi sampul karena isinya tidak layak diketahui oleh pihak lain.
  1. Surat Kaleng
Surat kaleng adalah surat yang pengirimannya tidak mencantumkan nama dan alamat pengirim secara jelas. Pengirim surat ini tidak bertanggung jawab terhadap isi surat. Akan tetapi untuk beberapa hal perlu juga diperhatikan oleh penerima surat pesan dalam surat itu.

Bab Langkah-Langkah Menulis Surat
A.    Langkah-Langkah Dasar dalam Menulis
       Menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif, menulis harus mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Sebagai suatu proses, menulis terdiri atas berbagai tahap sebagai berikut;
a. Tahap Prapenulisan
Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup
beberapa langkah kegiatan antaranya:
    
b. Tahap Penulisan
Pada tahap ini dibahas setiap butir yang ada di dalam karangan yang disusun.Ini berarti digunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasikan menurut keperluan sendiri. Kadang pada tahap ini, disadari bahwa masih diperlukan bahan lain.
c. Tahap Revisi
Tahap ini merupakan tahap yang paling akhir dalam penulisan.Jika bahan seluruh tulisan sudah selesai, tulisan tersebut perlu dibaca kemabali.Hasil bacaan perludiperbaiki, dikurangi, atau mungkin juga diperluas.
Bab Penggolongan Tulisan
A.       Peggolongan tulisan berdasarkan bentuk
Menurut The Liang Gie, penggolongan tulisan menurut bentuk meliputi cerita, lukisan, paparan dan argumentasi. Namun bias juga ditambah dengan persuasi. Alasannya, persuasi juga merupakan bentuk yang mempunyai cirri, kepentingan dan tujuannya sendiri disamping keempatnya yang lain. Iklan merupakan bentuk tulisan persuasi yang mempunyai cirri tersendiri. Dengan demikian, didasarlkan pada bentuk, tulisan terdiri dari cerita (narasi), lukisan (deskripsi), paparan (eksposisi), argumentasi (pendapat) dan persuasi. Nurudin (2010:50).
                                        
B.                   Penggolongan menurut ragam
Penggolongan tulisan berdasarkan ragam di bagi menjadi dua yaitu tulisan faktawi dan tulisan khayali. Tulisan faktawi adalah tulisan yang diolah berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dengan kata lain, tulisan yang dihasilkan bukan karena rekayasa seseorang.  Ia juga bukan cerita bohongyang sengaja dibuat untuk cerita tertentu. Fakta ini sering disebut dengan unsure 5W+1H (who, where, when, what, why dan how) dalam jurnalistik.
Sementara itu, tulisan khayali adalah tulisan yang tidak menuntut adanya fakta-fakta seperti ragam tulisan faktawi. Tulisan ini lebih didasarkan pada daya imajinasi seseorang penulis. Jadi, penulis diberikan kewenangan penuh untuk menulis apa saja yang ia kehendaki. Nurudin (2010:52).

C.       Penggolongan tulisan berdasarkan jenis
Penggolongan tulisan berdasarkan jenis merupakan pecahan dari ragam tulisan. Ragam tulisan faktawi memunculkan dua jenis tulisan yaitu tulisan ilmiah dan tulisan informatif. Sedangkan ragam tulisan khayali juga memunculkan dua jenis tulisan yaitu prosa dan puisi.
     Tulisan ilmiah adalah tulisan yang selam ini dilakukan dikalangan ilmuan atau sivitas akademika (tulisan kependidikan dan penelitian). Bisa juga dilakukan oleh kebanyakan orang, hanya dasar-dasar, sistematika dan penyusunannya memakai kaidah ilmiah yang sudah digariskan.
     Tulisan ilmiah cenderung kaku karena harus memakai format tertentu. Ia tidak bias ditulis menurut kehendak penulisnya. Dukungan literature, dat cukup dan analisis, biasa menyertai tulisan ilmiah.
     Sementara itu, tulisan informatif adalah tulisan yang tujuan utamanya memberikan informasi sebuah peristiwa atau kejadian (laporan). Tulisan ini biasa melekat pada media massa(cetak dan elektronik). Tulisan dibuat semaksimal mungkin agar mudah dipahami pembaca, pendengar dan penontonya. Tulisan ini umumnya menggunakan bahasa populer dan tidak kaku seperti tulisan ilmiah, namun masih tetap menggunakan kaidah tertentu.
     Tulisan informative bias juga berupa ulasan. Ulasan adalah komentar tentang suatu kejadian dengan melihatnya dari sudut pandang tertentu. Nurudin (2010:53).

Bab Proposal
A.    Pengertian Proposal
Proposal adalah rencana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja yang akan dilaksanakan. Rencana tersebut harus dituliskan agar pihak yang berkepentingan dapat memahami dengan baik. Pihak yang berkepentingan tersebut, antara lain pemberi izin dan penyumbang dana, seperti kepala sekolah, orang tua, sponsor, polisi, lurah, atau kepala desa.
A.    Macam-Macam Proposal

Macam-macam Proposal ada 3:
1.      Proposal Kegiatan
Usulan yang dibuat penulis kepada atasan/ pimpinan untuk mengadakan sebuah acara tertentu.Misalnya : Usulan mengajukan sebuah seminar, Isro’ mi’roj, pembagian zakat
2.      Proposal Proyek
Proposal yang dibuat ketika seseorang akan membuat bangunan/ fasilitas tertentu, biasanya dibuat oleh kontraktor yang diajukan kepada pejabat berwewenang dan unutk mendapatkan/ memenangkan proyek, biasanya melalui proses tender. Misalnya : Seorang kontraktor ingin membangun jalan, kemudian si kontraktor membuat proposal untuk diajukan kepada pejabat yang berwewenang, untuk keputusan dia mendapat pekerjaan itu atau tidak, dia harus bersaing dengan kontraktor lain saat perebutan tender.
3.      Proposal Penelitian
Proposal yang dibuat ketika akan mengadakan penelitian. Dalam proposal penelitian ada dua yaitu: kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif, karena permasalahan yang diteliti sudah jelas, realitas dianggap tunggal, tetap, teramati, pola fikir deduktif, maka proposal penelitian kuantitatif dipandang sebagai “blue print” yang harus digunakan sebagai pedoman baku untuk melaksanakan dan mengendalikan penelitian. Sedangkan dalam metode kualitatif yang berpandangan bahwa, realitas dipandang sesuatu holistik, kompleks, dinamis, penuh makna, dan pola fikir induktif, sehingga permasalahan belum jelas, maka proposal penelitian kualitatif yang dibuat masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah penelitian memasuki obyek penelitian atau situasi sosial. Jadi perbedaan utama antara proposal yang menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah terletak pada, yang kuantitatif proposalnya spesifik dan sudah baku, dan yang kualitatif masih bersifat umum dan sementara.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar